Oleh
: Yoseph G. Lema
EURICO
GUTERRES atas nama pribadi, atas nama keluarga, maupun atas nama seluruh warga
Uni Timor Aswain (UNTAS) di Timor Barat, Indonesia, menyampaikan ucapan selamat
Pesta Paskah kepada seluruh rakyat dan para pemimpin negara Timor Leste. Semoga
kebangkitan Tuhan Kita Yesus Kristus membawa kebangkitan baru bagi seluruh
bangsa Timor, baik yang mendiami pulau Timor di bagian Timur, maupun yang
mendiami Pulau Timor bagian barat.
“Dari
hati yang tulus ikhlas saya menyampaikan selamat pesta Paskah kepada seluruh
rakyat Timor Leste, seluruh pemimpin negara Timor Leste, seluruh biarawan dan
biarawati, serta seluruh tokoh dan anak bangsa Timor Leste,” ucap Eurico
Guterres dalam perbincangan dengan Timor Post, Sabtu (26/3) di Kota Kupang.
Eurico
menegaskan perbedaan warga negara bukan alasan untuk tidak mengucapkan selamat
Paskah kepada seluruh bangsa Timor Leste, sebab sampai kapan pun pertalian
hubungan darah dan kekeluargaan antara warga negara Timor Leste dan warga Timor
Barat di Indonesia senantiasa akan terjaga dan terawat dengan baik, sebab
semuanya merupakan anak cucu keturunan bangsa Timor.
Karena
itu, ketika Pemimpin Besar Timor Leste, mantan Presiden dan mantan Perdana Menteri
Timor Leste, Kayrala Xanana Gusmao menyeruhkan seluruh rakyat Timor Leste untuk
bangkit melawan kesewenangan Australia sehubungan dengan penentuan batas laut
diantara kedua negara, Eurico mengaku dirinya dan seluruh pengikutnya tergerak
hati untuk berjuang bersama sebagai sesama anak keturunan bangsa Timor.
“Masalah
batas laut yang saat ini diperjuangkan Xanana dan seluruh rakyat Timor Leste
adalah masalah kita bersama.Timor Gap harus menjadi urusan kita semua, baik
yang ada di Timor Leste, maupun yang ada di Timor Barat.Kita bangsa Timor
adalah pemilik sah Timor Gap sehingga mesti diperjuangkan secara bersama-sama
hingga tuntas sesuai hukum internasional,” tegas Eurico Guterres, putra
kelahiran Uatolari di Distric Viqueque.
Menurut
Eurico, kehadiran Australia di Timor Leste kelihatan seperti akan membantu
bangsa dan negara Timor Leste. Namun jika disimak lebih dalam akan menemukan
suatu titik yang bisa menyimpulkan bahwa kehadiran mereka di Timor Leste
sesungguhnya untuk mengeruk seluruh harta kekayaan bangsa Timor.
“Saya
harus katakan bahwa Australia itu sesungguhnya tidak peduli dengan bangsa kita,
mereka hadir di negara kita di pulau Timor ini karena ada maksud
tertentu.Keinginan mereka itu hanya satu, mengeruk seluruh harta kekayaan yang
ada di dasar laut Timor. Ya, mereka ingin memperoleh seluruh kekayaan minyak
dan gas di Timor Gap. Bayangkan jumlah kekayaan di Timor Gap itu mencapai
milyaran dolar Amerika dan kita sebagai bangsa Timor akan dapat apa dari sana
jika perjanjian batas lautnya dilalukan secara tidak jujur dan tidak
transparan,” tambah Eurico.
Karena
itu Eurico setuju jika saat ini Xanana Gusmao dan seluruh rakyat Timor Leste
menggugat dan mempertanyakan kembali perjanjian batas laut diantara kedua
negara.Perjanjian yang saat ini ada dilukiskan Eurico sebagai sebuah keputusan
yang belum matang sehingga mesti ditinjau kembali.“Bagi saya perjanjian ini
belum matang. Australia memamg menggiring kita kearah seperti sekarang agar dia
bisa mengeruk seluruh harta kekayaan kita di dasar laut Timor,” tandas Eurico
apa adanya.
Dalam
obrolan ini Eurico juga menceritrakan adanya pipa minyak di tanah kelahirannya
di daerah Aliambata, Uaotolari, Viqueque.“Di tempat kelahiran saya di Uatolari
ada pipa minyak yang dibangun Australia di daerah Aliambata.Kita tidak tahu
pipa-pipa itu selama puluhan tahun ini berfungsi atau tidak.Yang pasti
pipa-pipa itu untuk mengalirkan minyak bumi.Hal yang sama juga ada di Suai,
Covalima. Ada pipa-pipa besar untuk minyak. Nah kalau selama puluhan ini
pipa-pipa itu berproduksi maka bayangkan kerugian yang sudah kita alami seperti
apa. Karena itu gugatan rakyat Timor Leste sangat baik dan saya mendukung
sepenuhnya. Kita ingin semua kebohongan akan terkuak ke permukaan dan diketahui
publik internasional,” tutur mantan Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN)
Propinsi NTT.
Indonesia
Mesti Bantu
Langkah
konkrit yang akan dilakukan Eurico Guterres dan seluruh elemen masyarakat di
Timor Barat adalah mengumpulkan seluruh raja-raja di Timor Barat, para tokoh
yang tergabung dalam Persehatian Orang Timor (POT), para politisi, tokoh adat,
tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh agama, juga Ferdi Tanone sebagai tokoh
yang bertahun-tahun konsisten berjuang menyelamatkan kekayaan laut Timor agar
mau duduk bersama diatas Biti Bot (Tikar Besar Orang Timor) guna membicarakan
masalah ini.
“Kita
semua mesti duduk bersama diatas Biti Bot, termasuk anggota DPRD kabupaten/kota
di pulau Timor, anggota DPRD NTT, anggota DPR RI dan anggota DPD RI asal NTT. Kita
mesti bahas langkah-langkah yang diperlukan guna mendukung perjuangan Xanana
Gusmao dan seluruh rakyat Timor Leste. Perjuangan itu sangat mulia karena untuk
kepentingan segenap rakyat di pulau Timor, baik di Timor Leste maupun rakyat di
Timor Barat,” tandas tokoh yang dikenal sebagai pribadi pembrani.
Salah
satu kesepakatan yang akan diambil dalam pertemuan seluruh tokoh di Timor Barat
adalah mendesak Pemerintah Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo
untuk peduli terhadap persoalan di dasar laut Pulau Timor. “Kita akan
minta pemerintah Indonesia untuk bersama Timor Leste mendesak Australia agar
mau duduk di meja perundingan guna membahas kembali batas-batas laut diantara
ketiga negara, yaitu Indonesia, Timor Leste dan Australia sesuai hukum
internasional. Indonesia kita harapkan mau bertanya tentang hak-hak
masyarakat Timor Barat atas kekayaan di laut Timor,” ucap lelaki asal
Viqueque ini.
Senada
dengan itu, Ferdi Tanone, tokoh peduli kekayaan laut Timor meminta Pemerintah
Indonesia dan Pemerintah Timor Leste agar menghentikan dulu penentuan
batas-batas darat diantara kedua negara. “Dimana-mana selalu yang ditentukan
lebih dulu itu adalah batas-batas lautnya.Kalau sudah disepakati batas laut
barulah kita tentukan batas darat.Penentuan batas laut di Timor menjadi sangat
penting, karena akan menyelamatkan harta kekayaan orang Timor dari cengkraman
bangsa Australia,” tegas Ferdi Tanone.
SDM
Pertambangan
Merujuk
kepada keruwetan persoalan di Timor Gap seharusnya memberikan pelajaran
berharga dan inspirasi besar bagi para pemimpin negara Timor Leste, maupun para
pemimpin di Propinsi Nusa Tenggara Timur.Bahwa pulau Timor selama ini
dilukiskan sebagai daerah serba minus, selalu mengalami kekeringan akibat
kemarau panjang, ternyata dibalik semua itu Pulau Timor sesungguhnya adalah
salah satu pulau terkaya di dunia.
Potensi
tambang di wilayah daratan memperlihatkan Timor adalah pulau yang kaya
raya.Kita punya kandungan batu/tanah kapur yang memungkinkan dibangun pabrik
semen dalam skala ekspor.Kita punya kandungan batu marmer yang diproduksi
hingga ratusan tahun pun tak akan habis. Kita punya batu mangan kualitas
terbaik dengan deposit besar. Kita punya batu akik dari Niam di TTU yang
memiliki kekhasan tersendiri.Dan yang luar biasa hebat, kita punya kandungan
minyak bumi terbesar di dasar laut Pulau Timor.Konon, kandungan minyak bumi
yang luar biasa besar juga terdapat di sekitar gugusan pulau Pasir di Kabupaten
Rote Nado.Kini pulau Pasir tersebut juga diklaim Australia sebagai tanah
miliknya.
Bila
dilihat dari potensi maka Timor Leste dan Timor Barat sesungguhnya adalah
bangsa yang kaya akan bahan tambang bernilai ekonomi tinggi. Tapi realitanya
menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang miskin.Kita kekurangan uang,
kekurangan SDM dan kadang kekurangan bahan pangan.Kenapa? Karena kita tidak
punya sumber daya manusia (SDM) yang benar-benar paham akan dunia pertambangan,
perminyakan, gas, dll. Kita ketiadaan SDM hebat di bidang khusus ini.Bayangkan
di NTT, baik di tingkat propinsi, maupun kabupaten/kota sampai hari ini Kepala
Dinas Pertambangan umumnya dipercayakan kepada insinyur peternakan, insinyur
pertanian, sarjana hukum, bahkan mungkin sarjana pendidikan.Kita pasang
sarjana-sarjana ini karena kita tidak punya sarjana pertambangan.Inilah akar
masalah kita.
Kita
juga tidak memiliki SDM yang ahli hukum laut yang paham akan persoalan
batas-batas laut, batas wilayah dan batas negara. Dan tentu masih banyak
bidang-bidang keilmuan lainnya yang seharusnya anak muda kita kuasai sehingga
bisa membantu memberi kajian yang tepat untuk pengambilan keputusan di tingkat
pemerintahan.
Oleh
karena itu, pesan kuat dari adanya kasus ‘penjajahan’ Australia atas kekayaan
di laut Timor adalah Pemerintah Timor Leste dan Pemerintah Propinsi NTT sudah
saatnya memberikan beasiswa special bagi putra-putrinya untuk mendalami ilmu
pertambangan, perminyakan, gas alam, hukum laut, dll. Karena kita tidak
memiliki SDM-SDM ini maka selama ini kita diperdaya oleh bangsa asing.Mereka
datang dengan membawa tenaga-tenaga yang handal di bidang pertambangan,
anggaran berlimpah, serta teknologi canggih membuat kita menjadi tak berdaya
dan diperdaya. Kita selalu dibodohi bangsa lain.
Salam
dan doa dari Timor Barat. Semoga….!!!
Timor
Post